Hari pertama pemberlakuan e-tiketing dan tarif progresif, ribuan penumpang kereta api terpaksa mengantri untuk membeli tiket di Stasiun Bogor, pada Senin (01/7/13). Bahkan akibat banyaknya antrian, desak-desakan dan menyerobot antrian tidak terhindarkan, akibatnya kericuhan antar penumpang tidak terhindarkan.
Pantauan di Stasiun Bogor, dari 15 loket yang tersedia, piihak PT KAI hanya membuka loket sebanyak 10 loket. Akibatnya ribuan penumpang mengantri hingga kejalan raya Kapten Muslihat, Kota Bogor.
Selain itu, desak-desakan dan saling dorong tidak terhindarkan untuk berebut membeli tiket. “Saya hampir setengah jam menunggu untuk mendapatkan tiket,” kata Dian (30) salah satu penumpang.
Dian mengaku kecewa atas antrian tersebut, karena menyebabkan keterlambatan masuk kerja. Kata dia, antrian disebabkan layanan diloket yang lama, menggunakan sistem elektronik tiket, “Hampir 10 menit setiap orang untuk mendapatkan tiket, karena petugas harus menanyakan tujuan setiap penumpang dan barulah tiket keluar dari box tiket,” kata Dian.
Sedangkan Ahmad mengaku senang dengan pemberlakuan tarif progresif, karena ongkos kereta menjadi murah. “Tadinya saya ke Kota 9 ribu, sekarang cuma 5 ribu,” kata Ahmad.
Namun, Ahmad mengaku kecewa dengan pemberlakuan e-tiketing, karena selain harus antri berdesak-desakan, dirinya terlambat masuk kerja. “Saya harus antri satu jam,” kata Ahmad.
PT KAI hari ini selain memberlakukan e-tiketing, memberlakukan juga tarif progresif. Dimana lima stasiun pertama penumpang hanya membayar dua ribu rupiah, kemudian selanjutnya setiap stasiun membayar lima ribu rupiah.
Sumber: BogorPlus
0 komentar:
Posting Komentar